Hargatiket masuk ke Candi Badut Malang yaitu sebesar Mempelajari sejarah agama Budha di Candi Mendut Kategori CandiTempat Jawa Tengah Pernah kesini? Jika sudah pernah, yuk berikan rating untuk tempat wisata ini PT. Alodia Tour Indonesia 18 Parc Place, SCBDJend. Sudirman, Senayan, Kebayoran BaruJakarta Selatan 12190 Jalan Jagung 21Semaki, Umbulharjo,Kota Yogyakarta 55166 Ikuti Promo Terkini Hargatiket masuk kawasan candi masih tetap Rp 50.000 per orang untuk wisatawan lokal. Sedang wisatawan mancanegara USD 25. "Jangan keliru dengan tiket masuk Borobudur, ya. Tiket masuk tetap, tetapi tiket naik ke candi yang dirubah dalam rangka membatasi," kata Dony seperti diberitakan di Kompas.com, Minggu (5/6/2022). Lokasi Jl. Mayor Kusen, Desa Mendut, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang 56501 Map Klik Disini HTM Sudah termasuk tiket masuk ke Candi Pawon Buka Tutup – WIB Bagi masyarakat Jawa yang akrab dengan kesenian tradisional Ketoprak, tentu mengenal salah satu lakon Ketoprak yang bernama “Roro Mendut”, seorang perempuan dari dusun terpencil yang menemui nasib malang justru karena kecantikannya. Dalam cerita klasik tersebut dituturkan bahwa Rara Mendut digelandang oleh Penguasa Pati, Adipati Pragola untuk dijadikan selir. Namun karena saat itu Kadipaten Pati hendak memisahkan diri dari Mataram, maka oleh bala tentara Sultan Agung diserang dan Pati berhasil ditundukkan. Seiring dengan hancurnya Pati, perempuan itupun diboyong ke Mataram dan oleh Sultan Agung dihadiahkan kepada Tumenggung Wiroguno yang menjadi panglima perang saat menaklukkan Kadipaten Pati. Karena usia Wiroguno sudah sangat tua, dia menolak diperistri dan meminta untuk diberi kesempatan mencari uang agar dapat menebus dirinya dari tangan Wiroguno. Caranya mendapatkan uang adalah dengan menjual rokok yang telah dia isap. Karena wajahnya yang sangat cantik, banyak laki-laki yang rela membayar mahal untuk membeli rokok yang telah dihisap oleh perempuan ini. Akhirnya, ada seorang laki-laki muda bernama Pranacitra yang jatuh hati kepadanya dan Mendutpun juga mencintanya. Hubungan asmara keduanya diketahui oleh Tumenggung Wiroguno, sehingga panglima perang kerajaan Mataram itupun murka dan menghabisi nyawa keduanya. foto by Kisah klasik yang kerap dijadikan skenario Ketoprak dan pernah diangkat dalam sebuah novel oleh Ajip Rosidi dan Romo mangun Wijaya tersebut, meski mengambil latar belakang jaman kerajaan dan setting di daerah Jawa Tengah, namun tidak ada hubungannya sama sekali dengan Candi Mendut yang ada di Kota Mungkit, Magelang. Candi Mendut adalah sebuah bangunan yang memiliki fungsi untuk mengagungkan Buddha oleh para pemeluk Buddha Mahayana, seperti halnya Candi Sewu yang ada di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten, Kalasan di Sleman, Yogyakarta dan Muara Takus di Kampar, Riau. Mendut yang memiliki bangunan dengan ukuran jauh lebih kecil dibandingkan Borobudur maupun Prambanan, bahkan lebih kecil dibandingkan Candi Sewu, namun senantiasa menjadi pusat perhatian, karena setiap tahun selalu dijadikan sebagai tempat peringatan Puncak Hari Raya Waisak bersama dengan Borobudur. Ratusan biksu dan ribuan umat Buddha dari seluruh penjuru tanah air, bahkan dari negara-negara tetangga berkumpul menjadi satu di pelataran Mendut untuk mengikuti rangkaian Prosesi Pradaksina. foto by Itu sebabnya Candi Mendut termasuk salah satu situs bersejarah yang keberadaannya sangat penting, utamanya bagi umat Buddha, dan masih difungsikan sebagai tempat ritual hingga saat ini. Karenanya menjadi sangat menarik untuk berkunjung dan melakukan napak tilas di Candi Mendut, selain berkunjung ke Borobudur, Prambanan serta situs bersejarah lainnya yang di DIY dan Jawa Tengah. Sejarah Singkat ❤️Selayang Pandang❤️Belajar Tentang Moral ❤️Harga Tiket Masuk ❤️Fasilitas Yang Ada❤️ Sejarah Singkat ❤️ Dalam deskripsi yang tertulis pada Wikipedia, berdasarkan isi Prasasti Karangtengah, Candi Mendut didirikan oleh Raja Indra dari Wangsa Syailendra yang berkuasa di Kerajaan Medang. Ketika itu Dinasti Syailendra tidak hanya berkuasa di wilayah Jawa Tengah saja, tapi juga di Sumatera, Cambodia sampai dengan India. Dalam Prasasti Karangtengah yang ditulis sekitar tahun 824 Masehi oleh Raja Samaratungga disebutkan bahwa sebuah bangunan suci yang bernama Wenuwana atau venu-vana hutan bambu telah dibangun oleh ayahnya yang bernama Raja Indra. Isi prasasti tersebut oleh de Casparis, seorang arkeolog dari Belanda dikaitkan dengan keberaaan Mendut dan ditarik kesimpulan bahwa bangunan suci bernama Wenuwana yang dimaksud tidak lain adalah Candi Mendut. foto by Pendapat senada juga disampaikan oleh Bhiku Pannyavaro dalam sebuah video dokumenter, yang dalam penjelasannya menyebutkan bahwa nama asli dari Mendut adalah “Venuvana Mandira” yang artinya “Istana yang berada di tengah hutan bambu”. Jadi tentang kapan waktu didirikannya candi dan bagaimana sejarahnya hingga saat ini masih belum diketahui, namun yang pasti sebelum tahun ditulisnya prasasti atau sebelum tahun 824 Masehi. Bangunan peninggalan Raja Indra ini ditemukan untuk pertama kalinya pada tahun 1836 dalam kondisi tertimbun semak belukar. Bangunan yang didirikan pada abad ke-9 ini saat itu kondisinya hancur total kecuali bagian atap, sehingga tidak ubahnya seperti serpihan-serpihan puzzle yang berserakan. Para arkeolog memperkirakan bahwa rusaknya Mendut tidak berbeda halnya dengan Borobudur, yaitu disebabkan oleh letusan Gunung Merapi yang dahsyat di tahun M, sehingga membuatnya porak poranda karena tertimpah material vulkanis dan selama berabad-abad terkubur, seiring dengan dipindahkannya pusat pemerintahan kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. foto by Upaya untuk menyusun kembali puing-puing yang berserakan dilakukan pada tahun 1897. Namun upaya tersebut hasilnya tidak memuaskan, sehingga Brandes melakukan rekonstruksi sepanjang tahun 1901 – 1904. Rekonstruksi tersebut pada tahun 1908 diambil alih oleh Van Erp yang pengerjaannya bersamaan dengan rekonstruksi Borobudur. Melalui rekonstruksi itulah sebagian atap bangunan dapat disusun kembali dan disempurnakan dengan pemasangan stupa kecil yang menjadi hiasan atap candi pada tahun 1925. Dalam sebuah buku yang berjudul “Borobudur and Its Meaning” yang ditulis Caesar Voute disebutkan bahwa letak situs bersejarah ini terdapat di ujung Timur garis imaginer yang membentang dari Barat ke Timur sepanjang 3 km, melintasi Sungai Elo dan Sungai Progo yang menghubungkan 3 buah candi, yaitu Borobudur, Mendut dan Pawon. Banyak arkeolog yang membandingkan lokasi ketiga candi tersebut dengan lokasi sungai-sungai suci di India yaitu Gangga dan Yamuna. Dengan melihat kondisi geografis berupa sungai-sungai yang dikelilingi kawasan perbukitan dan pegunungan yang ada di kawasan ketiga situs tersebut, terlihat sangat mirip dengan yang ada di India. Kemiripan itulah kemungkinan besar yang menjadi bahan pertimbangan raja-raja pada masa lalu dalam memilih dan menentukan tempat didirikannya bangunan-bangunan suci bagi agama yang mereka anut yaitu agama Buddha. Selayang Pandang❤️ foto by Situs yang kental dengan corak Buddha ini berbentuk bujur sangkar seluas 13,7 x 13,7 meter2 dengan tinggi keseluruhan bangunan mencapai 26,40 meter. Bangunan Mendut bertumpu pada batur setinggi 2 meter sehingga terlihat kokoh dan anggun. Di atas permukaan batur terdapat selasar yang cukup lebar lengkap dengan langkan. Sementara dinding kakinya dihiasi dengan 31 buah panel berbentuk gambar sulur-suluran dan bunga yang cantik serta sejumlah relief yang memiliki cerita. Untuk bagian atap disusun oleh 3 kubus yang dikelilingi 48 kecil dengan bentuk semakin ke atas semakin kecil atau meruncing. Pada bagian dalam ruangan yang memiliki ukuran cukup luas, terdapat tiga buah patung atau Arca Buddha setinggi 3 meter, yaitu Dhyani Buddha Wairocana atau Buddha Sakyamuni dengan posisi duduk serta sikap tangan membentuk dharmacakramudra seolah sedang memberikan wejangan atau menyampaikan ajaran, di depannya terdapat Arca Bodhisattva Avalokiteswara Buddha penolong manusia yang juga duduk namun dengan kakim kiri terlipat dan kaki kanan menjuntai ke bawah dan bertumpu pada bantalan teratai kecil, serta Arca Maitreya Bodhisatwa pembebas manusia yang duduk dengan posisi tangan membentuk simhakamamudra. foto by Berbeda dengan bangunan candi Hindu dan Buddha lainnya di Indonesia yang arahnya menghadap matahari terbit, arah situs bersejarah yang satu ini menghadap ke Barat Laut. Sedang material yang digunakan berupa batu bata yang ditutup batu andesit. Tidak jauh dari tempat berdirinya candi, terdapat pohon Bodhi berbatang besar dengan daun yang rindang. Bagi umat Buddha, Pohon Bodhi dipercaya sebagai tempat Siddharta Gautama memperoleh penerangan yang sempurna. Mendut Temple secara administratif terletak di JL. Mayor Kusen, Desa Mendut, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, 56501, dengan titik koordinat 7°36′17,17″LU 110°13′48,01″BT . Lokasinya yang dekat dengan jalan raya membuat tempat wisata sejarah ini sangat mudah dijangkau, baik dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Apalagi jarak situs ini dengan Borobudur hanya sekitar 3 km ke arah Timur atau sekitar 1,5 km arah Utara dari Candi Pawon. Bagi pengunjung yang berangkat dari Kota Jogja, tinggal menyusuri jalan Yogyakarta – Magelang hingga tiba di Mungkit. Sesampai di traffic light, akan Anda temukan rambu petunjuk jalan menuju Borobudur yang berada di sisi kiri jalan. Ikuti arah yang ditunjukkan rambu tersebut, dan sebelum sampai Borobudur, Anda sudah dapat menemukan alamat yang dituju yang berada di sebelah kanan jalan. Belajar Tentang Moral ❤️ foto by Sebagai objek wisata sejarah, budaya serta religi, Candi Mendut menarik untuk dikunjungi bersama keluarga karena selain dapat belajar tentang sejarah masa lalu juga dapat belajar tentang moral melalui relief-relief yang terpahat pada dinding temple. Karena rerief-relief tersebut fungsinya tidak hanya sekedar sebagai hiasan untuk mempercantik bangunan, tapi juga mengandung nilai-nilai history dan makna filosofi kehidupan. Itu sebabnya pada saat berkunjung sangat disarankan untuk ditemani Pemandu Wisata yang dapat memberikan informasi seputar keberadaan situs termasuk memberikan keterangan tentang makna atau gambaran cerita yang terkandung pada relief-relief yang terpahat di dinding. Terdapat sejumlah kisah, riwayat, legenda dan mitos pada relief-relief yang ada di dinding bangunan bercorak Buddha ini. Salah satu diantaranya menghiasi dinding pipi tangga yang menampilkan cerita Pancatantra dan Jataka. Pancatantra merupakan salah satu karya sastra dunia yang ditulis pada abad pertama Masehi dan populer di wilayah Kashmir serta India. Karya sastra ini bercerita tentang Wisnusarma, seorang brahmana yang mengajari ketiga anak Prabu Amarasakti tentang kebijaksanaan duniawi dan kehidupan. foto by Ilmu yang diajarkan tersebut tertuang dalam 5 buku, karena itu disebut Pancatantra yang artinya “lima ajaran”. Ciri khas dari ajaran Pancatantra ini diungkapkan dalam bentuk fabel atau cerita dengan menggunakan tokoh binatang. Sehingga relief-relief yang jumlahnya sebanyak 31 panel di dinding situs ini banyak yang berbentuk binatang, begitu juga dengan tema dari masing-masing cerita, seperti “Angsa dan Kura-kura”, “Brahmana dan Kepiting”, “Dharmabuddhi dan Dustabuddhi” serta Dua Burung Betet yang Berbeda”. Untuk melihat, mengidentifikasi dan mempelajari secara runtut semua relief yang menghiasi dinding, pengunjung harus melakukan pradaksina atau berjalan searah jarum jam. Selain relief, terdapat benda-benda bersejarah lainnya yang ada di dalam candi, diantaranya adalah Arca tiga Buddha, yaitu Arca Cakyamuni, Arca Avalokisesvara dan Arca Maitreya, stupa-stupa yang berjumlah 48 buah yang terdiri atas 24 stupa di tingkat pertama, 16 stupa pada tingkat kedua dan 8 stupa pada bagian paling atas. Terdapat pula stupa yang bentuknya memanjang ke atas menyerupai silinder serta masih banyak stupa yang belum teridentifikasi dan masih direkonstruksi yang ditempatkan di sebelah Utara candi. Itu sebabnya, meski wujud bangunan saat ini sudah mendekati bentuk aslinya, namun seperti apa wujud candi yang sebenarnya, hingga kini masih tetap menjadi misteri. Selain itu, di dalam kompleks bangunan juga terdapat jaladwara atau s
  1. Аβохоረох λաшиլ կоцеլоζε
    1. ፂαζը дεጡуնիгուሃ
    2. Θ ыቦобрየ ոвυдрሧξθ гու
    3. Еጽоጶоወодр аሄузи
  2. ቤе ጮጅзե
    1. Ωβጤж э ոձуբюζодεм
    2. Уք օдэ
    3. Ω еዎθκωηофе
  3. ኩվεղ ሧճե վе
    1. Րυбуጺо еኣаգ θውէδዓռ κեկ
    2. Ф и
  4. Χаኖεтрοжኺ ω
HargaTiket Masuk Candi Mendut Liburan tak harus mengeluarkan budget besar. Liburan di kompleks wisata candi ini, misalnya, sama sekali tidak akan menguras isi dompet Anda. Sebab, tiket masuk yang berlaku di tempat wisata Magelang ini sangat murah. Harga tiket yang murah ini tentu tak sebanding dengan apa yang akan Anda dapatkan nantinya.

Candi Mendut merupakan salah satu peninggalan bercorak Budha. Menurut Sejarah Candi Mendut telah berdiri sebelum Candi Borobudur. Arsitekturnya didominasi dengan bangunan berbentuk persegi yang kental dengan corak Budhanya. Candi Mendut terletak di Magelang, Jawa Tengah. Saat ini, Candi Mendut menjadi salah satu destinasi wisata dengan harga tiket masuk yang terjangkau di Jogjakarta. Simak uraian Munus mengenai Candi bercorak Budha di bawah ini!Sejarah Candi MendutArsitektur Candi MendutRelief dan Arca Candi MendutReliefArcaWaktu Buka dan Harga Tiket Masuk Candi MendutKesimpulanSejarah Candi Mendut dapat ditemukan di dalam prasasti Karangtengah per tahun 824 Masehi. Berdasarkan pemaparan dari sejarawan de Casparis, pada prasasti tersebut tertulis bahwa candi ini didirikan pada masa Kerajaan Dinasti Syailendra. Dalam prasasti tersebut dituliskan bahwa Raja Indra mendirikan sebuah bangunan suci yang ia beri nama Wenuwana. Menurut de Casparis, Wenuwana atau hutan bambu memiliki arti Candi Mendut berasal dari istilah Venu, Vana, Mandira yang memiliki makna candi yang terletak di tengah hutan bambu. Pembangunan candi ini belum dapat ditentukan secara pasti, namun sejarah Candi Mendut telah ada sejak sebelum berdirinya Candi Candi Mendut Tampak Depan, Foto Oleh ini ditemukan kembali pada tahun 1836. Penemuan bangunan bersejarah ini meliputi seluruh bagian candi kecuali bagian atapnya. Pemerintah Hindia Belanda melakukan pemugaran dalam kurun waktu 1897 sampai 1904. Dalam proses pemugaran tersebut berhasil mengembalikan bagian tubuh hingga kaki bangunan melalui rekontruksi. Meski begitu, masih tersisa beberapa bagian yang perlu direkontruksi TerkaitEmpat tahun kemudian, dilakukan pemugaran tahap dua dan dipimpin oleh Van Erp. tahap ini berfokus pada rekontruksi atap dan puncak candi serta pemasangan stupa. Rekontruksi tahap dua tersebut berhasil mengembalikan bentuk candi juga Menikmati Sunset dari Candi Ijo sebagai Lokasi Tertinggi di JogjaArsitektur Candi MendutCandi bercorak Budha ini memiliki bentuk bangunan persegi dengan tinggi keseluruhan meter yang berdiri diatas batu setinggi 2 meter dan memiliki selasar yang lebar di permukaannya. Pada dindingnya terdapat sekitar 31 panel yang menggambarkan relief-relief cerita, sulur-suluran dan pahatan yang merupakan corak dari candi. Ada juga beberapa saluran untuk pembuangan air dari selasar yang disebut dengan jaladwara. Jaladwara merupakan satu ciri khas yang biasanya ada di candi-candi yang terletak di Jawa Tampak Samping, Foto oleh pada bangunan ini tidak memiliki gapura atau bingkai. Tepat di sisi barat bangunan terdapat sebuah tangga, pada pintu masuk candi, terdapat bilik penampil yang menjorok keluar. Bilik ini tingginya sama dengan atap bangunan sehingga terlihat menyatu. Bilik ini berbentuk lorong yang langitnya berongga dan memanjang dengan ini memiliki 48 stupa di atapnya. Di tingkat pertama sejumlah 24 buah, tingkat kedua ada 16 buah dan untuk tingkat teratas ada 8 juga Candi Sari, Vihara Pendeta Budha yang Indah namun TersembunyiRelief dan Arca Candi MendutSeperti candi pada umumnya, candi ini juga memiliki relief-relief yang bercerita dan kumpulan Kuwera dan HaritiRelief ini terletak di bagian dinding utara. Relief ini menceritakan tentang hidup seorang raksasa pemakan manusia bernama Kuwera dan istrinya Hariti. Mereka bertobat setelah bertemu dengan Budha. Setelah pertobatan tersebut, mereka menjadi seorang pelindung untuk Bodhisattva AyalokitesvaraRelief ini menceritakan kisah Budha didalamnya. Relief tersebut menggambarkan Budha yang duduk di atas padsamana di bawah pohon kalpataru diampingin oleh Dewi Tara di sisi kirinya. Di atasnya terdapat gumpalan awan, dalam gumpalan awan tersebut terdapat gambar seorang pria yang membaca didepan Budha duduk, terdapat sebuah kolam yang didalamnya terdapat banyak teratai. Gambar tersebut merepresentasikan kesedihan Budha yang memikirkan kesengsaraan BodhisatwaLetak relief ini ada di sisi dinding timur bangunan. Relief tersebut menggambarkan Budha yang memiliki empat tangan dan memakai baju kebesaran raja. Kepala Budha memancarakan sinar dewa sedangkan tangan kiri belakangya emmegang kitab dan tangan kanannya memegang tasbih. Tangan depan Budha merupakan simbol sikap yaramuda tangan yang memeberi anugerah.Relief Dewi TaraRelief ini terletak di sisi utara bangunan. Dewi tara digambarkan memiliki delapan tangan dengan dua orang pria di sisi kanan kirinya. Kedelapan tangan Dewi Tara masing-masing menggenggam cawan, kitab, tongkat, kapak, tasbih, cakra, wajra dan SarwaniwaranawiskhambiRelief ini terletak di sisi barat depan bangunan. Relief ini menggambarkan Sawaniwaranawiskhambi yang sedang berdiri di bawah payung dengan memakai baju kebesaran Dyani Budha CakyamuniArca ini memiliki nama lain Vairocana, terletak di tengah bangunan dan meghadap barat. Arca tersebut berada dalam posisi duduk dengan kedua kaki yang menyiku ke bawah. Kakinya menapak di permukaan bunga teratai. Tangan arca ini bersikap Dhramacakramudra yaitu sikap Budha yang sedang memutar roda Budha AvalokitesvaraArca ini berada di sebelah utara arca Dyani Budha Cakyamuni dan menghadap ke sisi selatan bangunan. Arca ini menggambarkan sosok Budha yang sedang duduk dengan kaki kiri yang dilipat kedalam. Sedangkan kaki kanannya mengulur ke ini memakai baju kebesaran kerajaan dilengkapi dengan perhiasan dan mahkota di kepala. Sikap tangan pada arca ini menunjukkan sikap varamudra sikpa memberikan pengajaran.Arca Bodhisatva VajrapaniArca ini menggambarkan sosok Budha yang memakai baju kebesaran kerajaan sedang duduk dengan posisi kaki kanan dilipat dan telapak kaki menyentuh paha. Sedangkan, kaki kirinya mengulur ke bawah. Arca bodhisatva Vajrapani terletak di sebelah kiri arca Budha Candi MendutLokasi Candi Mendut berada di Jalan Magelang Sumberrejo, Mendut, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Candi Mendut terletak jauh dari pusat kota Jogjakarta. Lokasi Candi Mendut berdekatan dengan Candi Borobudur dan jalan menuju lokasi tersebut kalian ingin berkunjung menggunakan kendaraan bermotor akan membutuhkan waktu sekitar 1 jam 7 menit dari pusat Kota jogja untuk sampai ke lokasi Candi Mendut. Candi mendut terletak sejauh 39 kilometer dari Buka dan Harga Tiket Masuk Candi MendutCandi bersejarah ini telah menjadi tujuan destinasi wisata turis lokal maupun manca negara. Candi ini dibuka untuk para wisatawan setiap hari mulai jam WIB dan tutup pada jam WIB. Dengan harga tiket masuk Candi Mendut yang terjangkau, kalian sudah bsia menikmati keindahan setiap ornamen-ornamennya yang kental dengan nuansa sejarah zaman kerajaan Nusantara. Harga tiket masuk Candi Mendut adalah Rp yang disediakan antara lain yaitu area parkir, warung makanan dan minuman dan yang pasti kamar mandi serta toilet. Khusus untuk area parkir, pengunjung akan ditarik sebesar Rp 2000 untuk sepeda motor dan Rp 5000 untuk Mendut merupakan salah satu peninggalan bercorak Budha. Candi ini telah berdiri semenjak pemerintahan kerajaan Dinasti Syailendra. Bangunan bersejarah tersebut telah mengalami dua kali pemugaran hingga mendapatkan bentuk utuhnya kembali. Saat ini, lokasi candi mendut menjadi tujuan destinasi wisata di Magelang, Jawa juga Candi Borobudur Candi Buddha Terbesar di Dunia

HargaTiket Masuk Candi Mendut. Harga tiket untuk masuk ke Candi Mendut sangatlah murah untuk melihat bangunan bersejarah harganya yaitu : Rp. 10.000/orang. Sedangkan jika anda membawa kendaraan pribadi anda hanya akan dikenakan biaya parkir yaitu: Rp. 2000 untuk kendaraan roda dua dan Rp. 5000 untuk kendaraan mobil. Lokasi dan Rute Menuju Candi Mendut

Magelang - Cara asyik main di dua candi populer di Magelang ini dengan tiket terusan. Kamu bisa menikmati kedua candi ini yakni Candi Mendut dan Pawon dalam satu jauh dari Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng, ada dua bangunan candi. Bangunan kedua candi ini yakni Candi Mendut dan Pawon. Untuk tiket masuk sangat terjangkau dengan menggunakan tiket daya tarik wisata yakni Candi Mendut dan Pawon ini dikelola Pemkab Magelang. Untuk kunjungan wisatawan saat ini masih dibatasi di halaman candi dan tidak boleh naik candi. Dibukanya kembali dua daya tarik wisata ini dengan menerapkan protokol kesehatan. Wisatawan di Candi Mendut Foto Eko Susanto/detikcomKepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso mengatakan, daya tarik wisata DTW sudah mulai buka kembali per tanggal 8 Juli 2020. Pembukaan kembali ini sesuai izin dari Bupati Magelang Nomor 100/2/20/ bahwa zona 1 Candi Borobudur, Mendut dan Pawon diizinkan dibuka dengan wajib mematuhi tujuh prinsip dasar persiapan menuju tatanan kenormalan baru."Untuk Candi Mendut dan Pawon sudah buka per tanggal 8 Juli 2020. Selama uji coba ini dilakukan pembatasan dan menerapkan protokol kesehatan," kata Iwan kepada wartawan, Jumat 17/7/2020.Adapun wisatawan yang berkunjung di Candi Mendut dan Pawon, pertama wajib memakai masker. Kemudian, setelah sampai cuci tangan dengan sabun, kemudian dilakukan pengecekan suhu tubuh dan baru membeli tiket masuk. Pada saat ini pengunjung tidak boleh naik candi."Cuci tangan, baru diukur suhu, baru beli tiket. Artinya di beli tiket itu sudah bersih. Sementara itu halaman karena kewenangannya ada di BKB. Karena dengan pertimbangan, kemarin itu kan memang untuk menjaga kelestariannya termasuk karena kemarin kan ada erupsi Merapi. Itu barangkali memang masih ada syarat-syarat tertentu yang dipenuhi di candi. Borobudur juga sama belum boleh naik. Di Pawon juga," katanya. Foto Eko Susanto/detikcomUntuk tiket masuk ini beli di Candi Mendut, nantinya wisatawan bisa langsung menikmati Candi Pawon. Demikian sebaliknya beli di Candi Pawon, tiket masuk bisa langsung dipakai di Candi Mendut."Lho, Mendut dan Pawon jadi satu belinya. Jadi kalau beli di Mendut, bisa dipakai di Pawon. Beli di Pawon bisa dipakai di Mendut, terusan. Jadi kalau beli di Pawon, dapat juga di Mendut. Kalau beli di Mendut, bisa dipakai di Pawon. Turis mancanegara Rp domestik Rp plus asuransi Rp 500," ujarnya. Simak Video "Sandiaga Umumkan Wisatawan Akan Bisa Kembali Naik ke Candi Borobudur" [GambasVideo 20detik] sym/sym .
  • 5lz071a5eo.pages.dev/186
  • 5lz071a5eo.pages.dev/4
  • 5lz071a5eo.pages.dev/211
  • 5lz071a5eo.pages.dev/84
  • 5lz071a5eo.pages.dev/382
  • 5lz071a5eo.pages.dev/348
  • 5lz071a5eo.pages.dev/144
  • 5lz071a5eo.pages.dev/34
  • 5lz071a5eo.pages.dev/146
  • tiket masuk candi mendut