Q Konsentrasi Kerajaan Sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta. answer choices Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Hindu Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. KERAJAAN SRIWIJAYAKerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar di Indonesia. Berdiri pada abad ke-7 Masehi, daerah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya terbentang dari Sumatera hingga Kamboja bahkan Madagascar. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak agama Budha yang turut menjadi pusat perkembangan agama Budha. Kerajaan ini berperan aktif dalam perdagangan rempah-rempah maupun hasil pertanian. Kerajaan Sriwijaya juga bertugas menjaga keamanan jalur perdagangan dari bajak laut. Bukti historis kerajaan Sriwijaya ini ditemukan dengan catatan pengelana It Sing yang turut mencatatkan lokasi Kerajaan Sriwijaya. Dalam perjalanannya, It Sing menetap di kerajaan Sriwijaya untuk menerjemahkan naskah agama Budha. Adapun bukti historis lainnya ditemukan di Palembang, yaitu Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Telaga Batu, lima buah pecahan prasasti, serta batu-batu yang menceritakan Siddhayatra’. PERKEMBANGAN KERAJAAN SRIWIJAYA Dengan lokasi strategis di jalur perdagangan internasional pada zaman kerajaan, kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim terbesar di Indonesia. Sriwijaya menjadi kerajaan dengan perdagangan sebagai aktivitas ekonominya. Dukungan dari Raja Balaputeradewa dalam ekspansi wilayah turut menguatkan posisi Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim. Ekspedisi armada laut Kerajaan Sriwijaya tidak hanya untuk melebarkan wilayah kekuasaanya, tetapi juga memperluas tempat-tempat strategis yang terdapat dalam jalur perdagangan Kerajaan Sriwijaya sendiri. Lokasi Sriwijaya menjadi kunci dalam keberlangsungan kerajaan Sriwijaya. Hal ini didukung oleh kondisi wilayah kepulauan Indonesia yang terletak pada jalur perdagangan internasional pada zaman itu. Kerajaan Sriwijaya pernah menguasai perairan Nusantara yaitu Selat Malaka serta berhubungan dengan Tiongkok, Arab, India dan Persia. SISTEM EKONOMI KERAJAAN SRIWIJAYALokasi geografis serta dekat dengan jalur perdagangan Selat Malaka, menjadikan perdagangan sebagai aktivitas ekonomi utama Kerajaan Sriwijaya. Muara sungai Kerajaan Sriwijaya cukup lebar sehingga dapat disinggahi kapal pedagang dengan mudah. Aktivitas perdagangan dan pelayaran dari Asia Barat menuju Asia Timur harus melewati wilayah Sriwijaya. Komoditas perdagangan Kerajaan Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, serta buah-buahan. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
KonsentrasiKerajaan Sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta A. Sriwijayan penghasil terbesar di nusantara B. Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Hindu C.Sriwijaya terletak di tepi pantai dan Sungai Musi D. Sriwijaya merupakan pusat penyebaran agama Budha E. Balaputradewa berhasil membawa Sriwijaya pada puncak kejayaan 16.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID Hi9W5iyuIjx_kKRRj02-x77_PNbklpYnPHEZtCor4ffuGpV7FP9goA==
Perkembanganperdagangan didukung oleh keadaan dan letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak di persimpangan jalan perdagangan internasional. Para pedagang Cina yang akan ke India singgah dahulu di Sriwijaya, begitu juga para pedagang dan India yang akan ke Cina. Di Sriwijaya para pedagang melakukan bongkar muat barang dagangan.
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang hasil perekonomiannya diperoleh melalui kegiatan perdagangan. Selain itu Kerajaan Sriwijaya juga mempunyai letak geografis yang sangat strategis. Letak Sriwijaya yang strategis inilah yang kemudian menyebabkan Sriwijaya sering dilalui oleh para pedagang asing pada abad ke 7. Dari adanya perdagangan dengan bangsa asing inilah kemudian yang menyebabkan Sriwijaya memiliki hubungan multilateral dengan bangsa-bangsa asing seperti Cina dan Arab. Dikutip dari artikel berjudul “Sriwijaya dalam Perdagangan Dunia” oleh Risa Herdanita Putri, diketahui bahwa Nusantara telah terhubung dengan perdagangan secara internasional sejak awal masehi. Buktinya berupa sisa-sisa kompleks dari abad ke 3 Masehi. Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7 telah menjadi pusat perdagangan yang ramai. Pusat kerajaan Sriwijaya selalu dilalui oleh kapal-kapal yang berlayar dari Cina menuju India dan sebaliknya. Kapal-kapal yang melintas tersebut kemudian melewati wilayah pulau Belitung yang kemudian singgah di pusat Kerajaan Sriwijiya. Bagi Sriwijaya, pulau Bangka mempunyai peranan yang sangat penting. Selain Bangsa India dan Cina, Bangsa Arab juga diketahui melakukan hubungan dengan Kerajaan Sriwijaya. Dinasti umayah dari Arab diketahui melakukan kerja sama dengan Sriwijaya pada abad ke 8 Masehi. Perdagangan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan di Nusantara yang mempunyai peranan sangat kuat dalam aspek kemaritiman. Letak Kerajaan Sriwijaya menurut berita Cina yaitu terletak di Sungai Musi Palembang, Sumatra Selatan Sholeh, 2017 66. Selat Malaka merupakan pintu bagi para pedagang India menuju ke Nusantara dan bagi para pedagang Cina menuju Selat Bangka Sholeh, Sari, Berliani, 2019 27. Selat Malaka dan Selat Bangka merupakan wilayah perairan yang sangat sangat sering dilalui pada abad ke 7 Masehi. Dengan ramainya para pedagang yang melewati Selat Malaka menuju ke Selat Bangka, menyebabkan Selat Bangka merupakan wilayah yang strategis bagi Sriwijaya. Selain Selat Malaka, Selat Bangka dan Selat Karimata merupakan wilayah yang memiliki peranan penting bagi Sriwijaya. Hal ini dikarenakan kedua jalur tersebut ramai dilalui oleh para pedagang yang bertujuan ke Cina maupun sebaliknya Sholeh, Sari, Berliani, 2019 28-29. Jalur perdagangan Sriwijaya yang sangat ramai tersebut, terus mengalami perkembangan, dan menjadi wilayah yang penting. Para pedagang dari bangsa Cina dan India lebih memilih menggunakan jalur perdagangan maritime dalam melakukan perdagangannya. Rute jalur perdagangan yang dilalui oleh mereka yaitu Cina-Laut Cina Selatan-Selat Malaka-Bandar dagang Sriwijaya-India-Oman-dan Arab begitu pun sebaliknya Sholeh, 2017 67 dan mereka memilih untuk singgah di Sriwijaya. Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Tang Pada abad ke7 Masehi diketahui bahwa Sriwijaya telah melakukan transaksi pedagangan ekspor-impor dengan Cina. Sriwijaya melakukan ekspor barang-barang komoditinya berupa gading gajah, kemenyan, buah-buahan, gula putih, cincin kristal, kapur barus, karang, cula badak, bumbu-bumbu, dan beberapa jenis obat -obatan Sholeh, 2017 74. Kejayaan Sriwijaya berlangsung pada saat Cina diduduki oleh kekuasaan Dinasti Tang. Sehingga diketahui bahwa pada tahun 683-740 Masehi Sriwijaya telah melakukan hubungan kerja sama dengan Dinasti Tang dari Cina. Hubungan baik antara Sriwijaya dan kekaisaran Cina ini merupakan strategi yang baik bagi Sriwijaya dalam mempertahan wilayahnya di Selat Malaka. Kerja sama yang dilakukan oleh Sriwijaya dengan Dinasti Tang diawali dengan Sriwijaya dan Dinasti Tang yang saling mengirimkan utusan dan mengirimkan upeti. Menurut kitab sejarah Dinasti Tang menyebutkan bahwa Sriwijaya telah mengirimkan utusan mereka ke Dinasti Tang pada tahun 607- 673 Masehi yang kemudian disusul oleh Dinasti Tang yang juga mengirimkan utusannya ke Sriwijaya pada tahun 683 Masehi. Peristiwa tersebut yang kemudian diduga menjadi awal hubungan resmi diantara kedua kerejaan besar ini Saputra, Hasan 64. Pada tahun 695 Masehi saat Sriwijaya dibawah kepemimpinan Raja Sri Jayasana Dapunta Hyang Sriwijaya membalas kunjungan para utusan Dinasti Tang dengan membawa upeti yang merupakan tanda bukti persahabatan antara Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Kemudian setelah itu, Dinasti Tang membalas kiriman upeti dari Sriwijaya tersebut berupa hadiah yang mana hadiah tersebut berupa sutra, perhiasan, serta porselen yang indah Saputra, Hasan 64. Salah satu alasan Sriwijaya mengirimkan upeti kepada kekaisaran Dinasti Tang sebagai butki tanda persahabatan dan Sriwijaya berharap agar Kekaisaran Dinasti Tang tidak membuka langsung perdagangan dari wilayah Asia Tenggara, sehingga menyebabkan kapal-kapal yang berlayar dari Cina dapat singgah di bandar-bandar milik Sriwijaya Saputra, Hasan 64. Cara ini dapat dikatakan selain menjalin hubungan persahabatan dengan Dinasti Tang, Sriwijaya juga melakukan strategi perdagangan dan mempertahankan wilayah perairannya yang strategis di Asia Tenggara. Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah Pada abad ke 8 Masehi pada saat Dinasti Umayyah dibawah pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, Sriwijaya diketahui telah menjalin hubungan dengan Dinasti Umayyah. Hubungan antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah ditandai dengan saling mengirimkannya surat diantara Sriwijaya dan Dinasti Umayyah. Dalam cacatatan tersebut berisikan bahwa Sriwijaya mengajukan permintaan kepada pemerintah Dinasti Umayyah bahwa Sriwijaya meminta kepada penguasa Dinasti Umayyah agar Sriwijaya dikirimkan seorang ulama sebagai penasehat raja Sriwijaya Wandiyo, Suryani, Sholeh, 2020 165. Dari adanya pengiriman surat tersebut dapat dikatakan bahwa Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah mempunyai hubungan baik. Hubungan yang dilakukan antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah juga dapat dikatakan toleran karena Sriwijaya merupakan Kerajaan yang memeluk agama Buddha tersebesar di Asia Tenggara pada masa itu dan Dinasti Umayyah merupakan pemerintahan yang beragama Islam dengan pusatnya di Mekah dan Madinah. Hubungan kerja sama internasional antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah juga tak luput dari kerja sama perdagangan. Para pedagang Arab yang mendagangkan dagangannya di Sriwijaya mereka singgah di Sriwijaya. Baik para pedagang Arab maupun Sriwijaya, mereka memperdagangkan barang-barang komoditas masing-masing. Komoditas yang dijual oleh Sriwijaya kepada para pedagang Arab pada saat itu ialah kapur barus, kemenyan, damar, kayu gaharu dan cendana. Sedangkan untuk para pedagang Arab yang memperdagangankan barang dagang komoditas mereka yang mereka bawa langsung dari Arab meliputi perhiasan, minyak wangi, pedang, serta benda-benda khas Arab lainnya Wandiyo, Suryani, Sholeh, 2020 167. Daftar Pustaka Berkah, Ahmad. 2020. Aktivitas Perdagangan Dan Perkembangan Islam Pada Masa 201. Hlm 49-50Putri, Risa Herdahita. 5 November 2019. “ Sriwijaya dalam Perdagangan Dunia”. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020Saputra, Alan. Hasan, Yunani. kerja sama Kerajaan Sriwijaya Dengan Dinasti Tang Tahun 683-740 M. Hlm 62-66Sholeh, Kabib. 2017. Jalur Pelayaran Dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke- 7 Masehi. Vol, 222. Hlm 63-74Sholeh, Kabib., Sari, Widya Novita., Berliani, Lisa. 2019. Jalur Perdagangan Kuno Di Selat Bangka Sebagai Letak Strategis Berkembangnya Kekuasaan Maritim Sriwijaya Abad VII-VIII Masehi. Vol, 11, Hlm 27-30Wandiyo., Suryani, Ida., Sholeh, Kabib. 2020. Nilai-Nilai Dialektika Hubungan Sriwijaya Dengan Dinasti Umayah Abad VIII Masehi. Vol, 92. Hlm 162-167
Sriwijaya yang merupakan kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-7. Sebagai negara maritim, Kerajaan Sriwijaya menghasilkan komoditi perdagangan dari hutan dan sangat laku di pasaran internasional. Berdasarkan sumber berita Cina dan
Masyarakat sriwijaya sebagian besar hidup dari perdagangan dan pelayaran letak nya strategis di jalur perdagangan antara india dan cina hal ini adalah faktor sriwijaya berkembang menjadi kerajaan maritim yang penting di sumatra dan bahkan menjadi pengendali jalur perdagangan antara india dan tiongkok
KejayaanMajapahit sebagai kerajaan maritim. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha terbesar di Nusantara yang didirikan pada akhir abad ke-13. Pusat pemerintahan Majapahit berada di pedalaman Pulau Jawa, tepatnya di Mojokerto, Jawa Timur. Berdasarkan Kitab Negarakertagama, wilayah Majapahit meliputi seluruh

Jakarta - Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Nah, siswa sudah tahu sejarah tentang berdirinya kerajaan sriwijaya hingga masa keruntuhannya belum?Mengutip dari buku yang bertajuk Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia karya Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia, Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Budha bercorak maritim yang mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka. Perlu diketahui bahwa kerajaan ini memiliki hubungan erat dengan Jawa, sebab relasi raja-rajanya berasal dari Buddha ini bahkan sempat menjadi simbol kebesaran Sumatra pada masa lampau. Kebesarannya disebut-sebut dapat mengimbangi Kerajaan Majapahit di Berdirinya Kerajaan SriwijayaKerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke-7 Masehi dengan pendirinya yang bernama Dapuntahyang Sri Jayanasa. Keterangan ini tertulis pada salah satu prasasti yang ditemukan di Kota Kapur, Mendo Barat, kisah pendirian kerajaan ini merupakan salah satu bagian yang sulit dipecahkan oleh peneliti. Sebab dalam sumber-sumber yang ditemukan tidak ada struktur genealogis yang tersusun rapi antar raja Kedukan Bukit 682 Masehi menyebutkan nama Dapunta Hyang, dan prasasti Talang Tuo 684 Masehi memperjelasnya menjadi Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Kedua prasasti ini adalah penjelasan tertua mengenai seseorang yang dianggap sebagai raja atau pemimpin Prasasti Kedukan Bukit juga menceritakan bahwa Dapunta Hyang mengadakan perjalanan dengan memimpin 20 ribu tentara dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Dalam perjalanan tersebut, ia berhasil menaklukkan daerah-daerah yang strategis untuk perdagangan sehingga Kerajaan Sriwijaya menjadi prasasti Kota 686 M di Pulau Bangka, Sriwijaya diperkirakan telah berhasil menguasai Sumatera bagian selatan, Bangka dan Belitung, bahkan sampai ke ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa bahkan mencoba untuk melancarkan ekspedisi militer menyerang Jawa yang dianggap tidak mau berbakti kepada maharaja ini terjadi pada waktu yang kurang lebih bersamaan dengan runtuhnya kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan Kerajaan Holing Kalingga di Jawa Tengah yang bisa saja terjadi karena serangan yang dilancarkan oleh Letak Kerajaan SriwijayaLetak pasti kerajaan ini masih banyak diperdebatkan. Namun, pendapat yang cukup populer adalah yang dikemukakan oleh G. Coedes pada tahun 1918 bahwa pusat Sriwijaya ada di dengan saat ini, Palembang masih dianggap sebagai pusat Sriwijaya. Beberapa ahli berkesimpulan bahwa Sriwijaya yang bercorak maritim memiliki kebiasaan untuk berpindah-pindah pusat para ahli ada yang menyimpulakan bahwa Sriwijaya berpusat di Kedah, kemudian Muara Takus, hingga menyebut kota Raja-raja Kerajaan Sriwijaya Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya bahwa struktur genealogis raja-raja Sriwijaya banyak terputus dan hanya didukung bukti-bukti yang dianggap kurang ini adalah nama-nama raja Kerajaan Sriwijaya yang sedikit banyak disepakati oleh para ahli setelah masa kekuasaan Dapunta Hyang Sri Sri Indrawarman- Raja Dharanindra- Raja Samaratungga- Rakai Pikatan- Balaputradewa- Sri Udayadityawarman- Sri Culamaniwarman atau Cudamaniwarmadewa- Sri Marawijayatunggawarman- Sri Sanggramawijayatunggawarman4. Masa Kejayaan Kerajaan SriwijayaRaja Balaputradewa dianggap sebagai raja yang membawa Sriwijaya ke puncak kegemilangannya pada abad ke-8 dan 9. Namun pada dasarnya, kerajaan ini mengalami masa kekuasaan yang gemilang sampai ke generasi Sri ini disebabkan raja-raja setelah Sri Marawijaya sudah disibukkan dengan peperangan melawan Jawa pada 922 M dan 1016 M. Dilanjutkan dengan melawan Kerajaan Cola India pada tahun 1017 hingga 1025 Raja Sri Sanggramawijaya berhasil masa kekuasaan Balaputradewa sampai dengan Sri Marawijaya, Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur utama perdagangan antara India dan Cina. Selain itu, seperti yang dilansir dari buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara karya Deni Prasetyo, mereka berhasil memperluas kekuasaannya hingga Jawa Barat, Kalimantan Barat, Bangka, Belitung, Malaysia, Singapura, Thailand menjaga keamanan itu, Sriwijaya membangun armada laut yang kuat. Sehingga kapal-kapal asing yang ingin berdagang di Sriwijaya merasa aman dari gangguan perompak. Hingga lambat laun, Sriwijaya berkembang menjadi negara maritim yang Runtuhnya Kerajaan SriwijayaKebesaran Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran sejak abad ke-11. Berawal dari serangan besar-besaran yang dilakukan oleh Raja Rajendra Coladewa dari kerajaan Cola yang berhasil menawan salah satu raja Sriwijaya dari buku Sejarah karya Nana Supriatna, kemudian pada abad ke-13, salah satu kerajaan taklukan Sriwijaya, Kerajaan Malayu, berhasil dikuasai Singasari, kerajaan dari Jawa yang dipimpin oleh Kertanegara. Melalui Ekspedisi Pamalayu, Kertanegara berhasil menjalin hubungan baik dengan Kerajaan itu, Kerajaan Sriwijaya mulai lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah negara taklukannya menjalin hubungan dengan negara saingan di kelemahan ini dimanfaatkan oleh Kerajaan Sukhodaya dari Thailand di bawah Raja Kamheng. Wilayah Sriwijaya di Semenanjung Malaysia berhasil direbut sehingga Selat Malaka bisa dikontrol. Akhir abad ke-14, Sriwijaya benar-benar runtuh akibat serangan Kerajaan Majapahit dari itulah 5 fakta sejarah Kerajaan Sriwijaya yang wajib dipahami siswa. Semoga bermanfaat ya! Simak Video "Cekrak-cekrek Berfoto di Depan Monumen Bersejarah, Bali" [GambasVideo 20detik] rah/pay

KehidupanPolitik , Sosial , Ekonomi dan Agama Kerajaan Sriwijaya - Srivijaya adalah kerajaan bercorak Hindu-Budha yang berdiri di Pulau Sumatera pada abad ke tujuh , keberadaannya dibuktikan dari penemuan prasasti Kedudukan Bukit (berangka tahun 682 Masehi). Bukti lain mengenai keberadaan kerajaan Sriwijaya diperoleh dari catatan pendeta Tiongkok (China) bernama I Tsing.
Nama kerajaan Sriwijaya pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bagi yang belum tahu, Sriwijaya adalah salah satu kerajaan nusantara bercorak Buddha pertama yang ada di Nusantara. Berdasarkan prasasti Kota Kapur, Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa di tepian Sungai Musi. Sriwijaya identik dengan sebutan kerajaan maritim. Kejayaan Sriwijaya berhasil dicapai pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa yang berkuasa pada abad ke-9. Pada saat itu, terjadi perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada sektor maritim. Kala itu, pengaruh maritim Sriwijaya sangatlah luas bahkan daerah kekuasaannya pun hingga meliputi Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian berikut adalah fakta menarik seputar sejarah Sriwijaya sebagai kerajaan maritim Nusantara, disimak, ya!1. Menguasai jalur perdagangan penting Ilustrasi Selat Malaka US Department of DefenseSriwijaya berhasil menguasai lintas perdagangan dan pelayaran dari kerajaan-kerajaan Barat ke Tiongkok dan sebaliknya. Selain itu, karena pengaruh maritim Sriwijaya yang sangat luas, maka tidaklah heran jika Sriwijaya juga mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka. Posisi Sriwijaya saat itu benar-benar menguntungkan karena Selat Malaka merupakan salah satu pelabuhan vital yang banyak disinggahi pedagang asing pada saat kesempatan itu tidak disia-siakan begitu saja, Sriwijaya segera menerapkan aturan mengenai kapal-kapal dagang asing yang akan atau sedang melakukan kegiatan perdagangan di wilayah kekuasaannya, dimana mereka tidak diperbolehkan menggunakan kapal sendiri melainkan harus menggunakan kapal milik Menerapkan 5 strategi jituilustrasi strategi maritim Sriwijaya tidak semata-mata diraih begitu saja, ternyata dibalik kejayaan yang diraih, para penguasa Sriwijaya menerapkan lima strategi yang dinilai ampuh menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim terkuat pada masa Abd Rahman Hamid dalam buku Sejarah dan Budaya Maritim Indonesia lima strategi tersebut yakni memudarkan pengaruh dan kuasa kerajaan-kerajaan pelabuhan pesisir di Sumatra, Semenanjung Malaya, bahkan Jawa. Kedua, jalur pelayaran dan niaga maritim dari dan ke Nusantara, Cina, dan India termasuk Laut Tengah dikontrol oleh ketiga, melakukan pendekatan dengan daerah vassal dalam hubungan niaga dan politik. Keempat, mengeratkan hubungan dengan Cina karena Cina memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perniagaan. Lantas yang terakhir, memperkuat pertahanan wilayah kekuasaannya terutama di laut dengan mengandalkan kerja sama dengan berbagai pihak. Baca Juga 5 Destinasi Warisan Kerajaan di Jawa Timur, Belajar Sejarah Yuk! 3. Memiliki pelabuhan kuno bernama Barus ilustrasi pelabuhan tradisional raihanMenurut Ambary dalam Didik Pradjoko dan Bambang Budi Utomo, 201395 contoh pelabuhan kuno yang dimiliki oleh Sriwijaya yaitu Barus. Pelabuhan yang terletak di pantai barat Sumatra ini diperkirakan sudah digunakan sejak abad ke-10 dan telah banyak disinggahi pedagang-pedagang asing terutama saudagar yang datang dari arah barat India, Persia, dan Timur Tengah.Di pelabuhan ini, diperdagangkan barang-barang dari Cina, antara lain keramik dan manik-manik kaca, serta gelas kaca dari Persia dan Iraq. Sementara itu, Sriwijaya menjual kapur barus sebagai komoditas utamanya dan biasanya para saudagar Cina menyebut komoditas ini dengan nama Menjalin hubungan dengan bangsa asingilustrasi budaya asing strategi-strategi yang diterapkan oleh para penguasa kerajaan, Sriwijaya berhasil mengeratkan hubungan dagang dengan beberapa bangsa asing, seperti Cina dan India. Seperti yang tercatat dalam sejarah Dinasti Tang Sintangshu yang menyebutkan bahwa Sriwijaya kerap mengirimkan dutanya ke Cina atau Kanton, selain itu kantor agen perdagangan yang didirikan di Kanton menyebutkan bahwa orang-orang Sriwijaya adalah salah satu orang yang menempati kantor juga memiliki hubungan hangat dengan kerajaan di India Selatan, Chola. Meskipun tidak sepenuhnya mengenai kepentingan maritim, dimana Chola lebih memfokuskan hubungannya dengan Sriwijaya dalam bidang pengembangan agama Buddha Mahayana, seperti yang kita ketahui kala itu Sriwijaya menjadi pusat belajar agama Meminta bantuan “orang laut” ilustrasi kapal laut Sriwijaya mengenai memperkuat pertahanan wilayah kekuasaan terutama di laut, salah satunya adalah dengan mengandalkan kerja sama dengan "orang laut”. Strategi ini bukanlah kebohongan semata, hal tersebut memang benar adanya mengingat wilayah kekuasaan Sriwijaya yang sangat dari itu, penguasa Sriwijaya memutuskan untuk bekerja sama dengan "orang laut" yang maksudnya adalah pengembara maupun bajak laut yang mereka anggap sangat andal, kuat, dan juga berpengalaman. Salah satu kawasan yang dijaga oleh para pengembara atau bajak laut yaitu pesisir Kepulauan Riau yang merupakan pintu masuk Selat Malaka. Menurut Munoz dalam Abd Rahman Hamid, 201355 hasil pajak yang mereka tarik dari kegiatan perdagangan digunakan untuk membayar upeti kepada para pengembara atau bajak laut menarik, bukan, fakta-fakta mengenai Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim? Fakta mana yang baru kamu ketahui? Baca Juga Jarang Terekspos, Ini 5 Kerajaan Kuno Sebelum Islam di Jazirah Arab IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Konsentrasikerajaan sriwijaya pada bidang perdagangan didukung oleh fakta. a. sriiwijaya merupakan kerajaan bercorak hindu b. balaputradewa berhasil membawa sriwijaya ke puncak kejayaan c. sriwijaya terletak di dekat sungai musi d. sriwijaya pusat penyebaran agama budha e, sriwijaya banyak menghasilkan beras tanvi Jawabannya e kak
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID jWYOriHBV2vIk9r5cq4xJTV5JH_-bBrXusJlBPoDr5c0NykJGG7Jlg==
.
  • 5lz071a5eo.pages.dev/389
  • 5lz071a5eo.pages.dev/182
  • 5lz071a5eo.pages.dev/276
  • 5lz071a5eo.pages.dev/59
  • 5lz071a5eo.pages.dev/297
  • 5lz071a5eo.pages.dev/387
  • 5lz071a5eo.pages.dev/4
  • 5lz071a5eo.pages.dev/299
  • 5lz071a5eo.pages.dev/206
  • konsentrasi kerajaan sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta